Bagimuslim, hukum memakan makanan halal merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 172. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kulu min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụn
Berikutpenjelasannya: Pengertian Makanan Halal dan Haram Dalam Islam. a. Halal berdasarkan zat dan kandungannya. Maksudnya, makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung zat-zat yang di larang dalam Al-Qur'an dan hadis. Sebagai contoh, sebuah makanan tidak boleh mengandung babi ataupun bahan yang memabukkan. b.
Anjuranuntuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta'at kepada Allah.Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do'a:Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat
AllahTa'ala berfirman, 'Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.' (QS. Al-Mu'minun: 51). Dan Allah Ta'ala berfirman, 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.' (QS. Al-Baqarah: 172).
Kajianberikut ini mengupas sedikit contoh hadits-hadits shohih dan juga yang lemah dan palsu seputar mencari rezeki yang halal. Beberapa Hadits Shohih Hadits Pertama: إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ
Hai rasul-rasul, makanlah dari ath-thayyibaat, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mu'minun: 51) Ath-Thayyibaat artinya adalah yang halal. Allah SWT perintahkan untuk memakan rezeki yang halal sebelum beramal.
Doatidak diterima kecuali orang makan dari sumber yang halal.
Jangansampai makanan yang masuk ke dalam tubuh berupa makanan haram sehingga berdampak buruk bagi yang mengonsumsinya seperti malas beribadah, susah menerima nasihat, dan lain sebagainya. Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis yang berbicara tentang pentignya menjaga makanan halal. Al-Baqarah: 168. baca juga:
AMALSHALIH Perspektif Hadis Maudhu'iy Oleh: Asman 1 PENDAHULUAN Keberadaan agama Islam tidak lepas dari dua sumber utama yang menjadi tolak ukur perbedaan, yaitu al -Quran dan segala hal yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. yang lebih sering disebut sebagai hadis. Al-Quran merupakan sumber pertama dan utama dalam kajian Islam.
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (An-Nahl: 114) "Hai rasul-rasul, makanlah dari ath-thayyibaat, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mu'minun: 51)
Arab Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Abu Huraira dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, menceritakan Sabda Rasulullah SAW terkait akibat jika umat Islam mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Salah satunya adalah doa yang tak dikabulkan.
DariAbu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta'ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah.
JanganMemakan Makanan yang Diharamkan dalam Islam Sebagaimana Firman Allah, إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا
Makamakanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. Surat An Nahl ayat 114 adalah ayat tentang perintah memakan makanan yang halal dan baik. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan An Nahl ayat 114.
Wahaiorang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah : 172). Tafsir Ibnu Abbas. Yā ayyuhal ladzīna āmanū kulū miη thayyibāti (wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara yang baik-baik), yakni yang halal.
fzFguU. Jakarta - Makanan dan minuman halal yang masuk ke perut sangat berpengaruh pada banyak hal. Salah satunya yang paling mendasar adalah masalah status dan nilai keimanan kepada Allah SWT berfirmanالَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ Artinya Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya Al Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS. Al-Araf ayat 157.Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 168 agar manusia tidak mengikuti langkah setan untuk mengonsumsi makanan yang diharamkan. Sebab, Allah telah memberikan makanan yang halal dan lagi baik di يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌLatin yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīnArab Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata SAW bersabda"Siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram, neraka lebih pantas baginya." HR. Tirmidzi.Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits berikut ini"Dari Abu Hurairah ra, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu suci dan tidak menerima kecuali yang suci. Dan Allah memerintahkan orang mukmin sebagaimana memerintahkan kepada para rasul dalam firman, "Wahai para rasul, makanlah yang baik-baik dan lakukan kesalehan." Dan Allah berfirman, "Wahai orang beriman, makanlah dari rezeki yang kami berikan yang baik-baik." Kemudian Rasulullah SAW menyebut seseorang yang melakukan perjalanan panjang hingga rambutnya kusut dan berdebu, sambil menadahkan tangannya ke langit menyeru, "Ya Tuhan, Ya Tuhan." Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberikan makan dengan yang haram. Bagaimana dosanya bisa dikabulkan?" HR. Bukhari.Sahabat Hikmah, pastikan kita mengonsumsi makanan dan minuman halal agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Simak Video " Akhirnya Kantongi Halal MUI" [GambasVideo 20detik] lus/erd
Bekerja mencari rezeki yang halal adalah suatu amalan yang mulia. Banyak hadits – hadits shahih yang berkaitan dengan hal ini. Tidak sedikit pula hadits – hadits yang lemah dan palsu. Kajian berikut ini mengupas sedikit contoh hadits-hadits shohih dan juga yang lemah dan palsu seputar mencari rezeki yang halal. Beberapa Hadits Shohih Hadits Pertama إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah, dengan mengharap Wajah Allah ikhlas, kecuali engkau akan diberi pahala karenanya. Sekalipun nafkah itu hanya berupa sesuap makanan yang kau suapkan pada istrimu. al-Bukhari dari Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqosh Hadits Kedua إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلُهَا وَ تَسْتَوْعِبَ رِزْقُهَا فَاتَّقُوا اللهَ وَ أَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ وَ لاَ يَحْمِلَنَّ أَحَدُكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ تَعَالىَ لاَ يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ Sesungguhnya Jibril telah meniupkan ke dalam hatiku bahwa satu jiwa tidak akan mati sampai ajalnya sempurna, dan rezekinya telah terpenuhi, maka bertakwalah kepada Allah dan baiklah dalam mencari rezeki, dan janganlah salah seorang kalian bila diperlambat rezekinya, maka dia mencarinya dengan cara berbuat maksiat. Karena sesungguhnya tidak diperoleh apa yang ada di sisi-Nya kecuali dengan cara ta’at kepada-Nya. alBazzar dan at-Thobroony dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ As-Shaghir 2085 Hadits Ketiga لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ Kalau seandainya salah seorang dari kalian memanggul kayu bakar di punggungnya itu lebih baik baginya dibandingkan meminta-minta kepada manusia, baik diberi ataupun tidak. al-Bukhari Hadits Keempat Aisyah radhiyallahu anha berkata كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُمَّالَ أَنْفُسِهِمْ Para Sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adalah para pekerja untuk diri mereka sendiri… al-Bukhari Maksudnya adalah para Sahabat Nabi itu bekerja dengan tangan mereka sendiri seperti berdagang dan bertani. Umdatul Qori syarh Shahih al-Bukhari 17/290 Hadits Kelima عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ Dari Abu Hurairah beliau berkata Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam bersabda Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana diperintahkan kepada Para Rasul Wahai para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal sholihlah sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan.’ al-Mu’minuun 51. Dan Dia berfirman Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari yang kami berikan rezeki kepada kalian’ AlBaqoroh 172. Kemudian Rasul menyebutkan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang dalam safar, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangan ke langit dan berdoa Wahai Rabbku, Wahai Rabbku, tapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi gizi dari yang haram, maka bagaimana bisa dikabulkan doanya?! Muslim Hadits Keenam أَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ ؟ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ ، وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ Nabi shollallahu alaihi wasallam ditanya Pekerjaan apakah yang terbaik? Beliau bersabda Penghasilan yang didapat seseorang dengan jerih payah tangannya dan setiap jual beli yang jujur tidak ada penipuan dan pengkhianatan, pent. al-Bazzar dan al-Hakim dari Raafi’ bin Khodiij, dinyatakan shahih li ghoirihi oleh Syaikh al-Albaniy Hadits Ketujuh عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا شَابٌّ مِنَ الثَّنِيَّةِ فَلَمَّا رَأَيْنَاهُ بِأَبْصَارِنَا قُلْنَا لَوْ أَنَّ هَذَا الشَّابَ جَعَلَ شَبَابَهُ وَنَشَاطَهُ وَقُوَّتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ فَسَمِعَ مَقَالَتَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ وَمَا سَبِيلُ اللَّهِ إِلاَّ مَنْ قُتِلَ؟ مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِى سَبِيلِ اللَّهِ وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ فَفِى سَبِيلِ اللَّهِ وَمَنْ سَعَى عَلَى نَفْسِهِ لِيُعِفَّهَا فَفِى سَبِيلِ اللَّهِ وَمَنْ سَعَى عَلَى التَّكَاثُرِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ الشَّيْطَانِ Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata Ketika kami duduk bersama Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seorang pemuda dari Tsaniyyah. Ketika kami melihat dia, kami berkata Duhai seandainya pemuda ini memanfaatkan masa muda, semangat, dan kekuatannya di jalan Allah! Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mendengar ucapan kami. Beliau bersabda “Apakah perjuangan di jalan Allah hanya untuk yang terbunuh berperang saja? Barangsiapa yang berusaha mencari nafkah untuk kedua orangtuanya, ia berada di jalan Allah. Barangsiapa yang berusaha mencari nafkah untuk keluarganya, ia berada di jalan Allah. Barangsiapa yang berusaha mencari nafkah untuk dirinya dalam rangka menjaga kehormatannya, tidak meminta-minta, pent, ia berada di jalan Allah. Barangsiapa yang berusaha bekerja untuk memperbanyak harta semata, ia berada di jalan syaithan.” al-Baihaqiy dalam as-Sunan al-Kubro, atThobaroniy, dan Abu Nuaim, dinyatakan sanadnya jayyid oleh Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah no 2232 Hadits Kedelapan مَنْ دَخَلَ السُّوْقَ فَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَ يُمِيْتُ وَ هُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَ مَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَ رَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ رواه الترمذي والبزار و الطيالسي Barangsiapa yang masuk suatu pasar, kemudian mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA HAYYUN LAA YAMUUT BI YADIHIL KHOYRU WA HUWA ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah kekuasaan dan pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Mematikan, Dialah Yang Maha Hidup tidak mati, akan Allah catatkan bagi dia 1 juta kebaikan dan dihapus 1 juta keburukan dan diangkat 1 juta derajat. at-Tirmidzi, al-Bazzaar, dihasankan Syaikh al-Albaniy _____________________________ Silakan baca juga sajian kami lainnya Buah Manis Kesabaran Meninggalkan Hal yang Terlarang, Meskipun Disukai Meraup Keutamaan dengan Sedekah Beberapa Hadits yang Lemah dan Palsu Hadits Pertama مَنْ أَكَلَ اْلحَلاَلَ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نَوَّرَ اللهُ قَلْبَهُ وَأَجْرَى يَنَابِيْعَ الْحِكْمَةِ مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِهِ Barangsiapa yang makan makanan halal selama 40 hari, Allah akan menyinari hatinya dengan mengalirkan mata air hikmah dari hati ke lidahnya. Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’ Hadits ini disebutkan dalam Ihyaa’ Uluumuddin. Al-Hafidz al-Iraqy guru al-Haafidz Ibnu Hajar al-Asqolaany menyatakan bahwa diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam al-hilyah dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Adi, dan beliau mengatakan hadits munkar. Ash-Shaghaany menyatakan hadits ini palsu. Hadits Kedua مَنْ لمَ ْيُبَالِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَ الْمَالَ لمَ يُبَالِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ أَيْنَ أَدْخَلَهُ النَّارَ Barangsiapa yang tidak peduli dari jalan mana dia mendapatkan harta, maka Allah tidak peduli dari jalan mana ia dimasukkan ke dalam neraka. ad-Dailamiy Hadits ini disebutkan dalam Ihyaa’ Ulumuddin. Al-Hafidz al-Iraqy menyatakan bahwa diriwayatkan oleh Ad-Dailamy dari Ibnu Umar, Ibnul Aroby menyatakan bahwa ini adalah hadits bathil dan tidak shohih. Hadits Ketiga الْعِبَادَةُ عَشْرَةُ أَجْزَاءٍ، فَتِسْعَةٌ مِنْهَا فِي طَلَبِ الْحَلاَلِ Ibadah itu ada sepuluh bagian. Yang sembilan di antaranya ada di dalam mencari rezeki yang halal. ad-Dailamiy Hadits ini disebutkan dalam Ihyaa’ Uluumuddin. Al-Hafidz al-Iraqy menyatakan bahwa diriwayatkan oleh Ad-Dailamy, dan hadits ini munkar. Hadits Keempat مِنَ الذُّنُوْبِ ذُنُوْبٌ لاَ يُكَفِّرُهَا إِلاَّ الْهَمُّ فيِ طَلَبِ اْلمَعِيْشَةِ Di antara dosa ada dosa yang tidak ada penebusannya kecuali dengan kesusahan dalam bekerja mencari penghidupan. atThobaroniy Hadits ini disebutkan dalam Ihyaa’ Uluumuddin. Al-Hafidz al-Iraqy menyatakan “dikeluarkan oleh at-Thabraany di dalam al-Awsath, Abu Nu’aim di dalam al-hilyah, al-Khothiib dalam at-Talkhish, dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah”. Takhrij Hadiitsil Ihyaa’. Al-Haitsamy juga menukil perkataan Adz-Dzahaby bahwa di dalam perawinya ada Muhammad bin Sallam al-Mishri yang meriwayatkan khabar-khabar palsu dari Muhammad bin Bukair dan hadits ini adalah salah satu yang dia palsukan tersebut. Demikianlah hadits – hadits tentang berusaha mencari rezeki yang halal, dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Kami sebutkan sebagian hadits yang shahih, dan sebagian hadits yang lemah atau palsu berdasarkan penjelasan para Ulama’ ahli hadits. Semoga bermanfaat. Penulis Abu Utsman Kharisman Continue Reading
MENCARI rezeki merupakan tuntutan kehidupan yang tak mungkin seseorang menghindar darinya. Seorang muslim tidak melihatnya sekadar sebagai tuntutan kehidupan. Namun ia mengetahui bahwa itu juga merupakan tuntutan agamanya, dalam rangka menaati perintah Allah untuk memberikan kecukupan dan ma’isyah kepada diri dan keluarganya, atau siapa saja yang berada di bawah tanggung jawabnya. Dari sinilah seorang muslim bertolak dalam mencari rezeki. Sehingga ia tidak sembarangan dan tanpa peduli dalam mencari rezeki. Tidak pula bersikap materialistis atau Yang penting kebutuhan tercukupi’, Yang penting perut kenyang’ tanpa peduli halal dan haram. Atau bahkan lebih parah dari itu ia katakan seperti kata sebagian orang, Yang haram saja susah, apalagi yang halal’. Sekali-kali tidak! Itu adalah ucapan orang yang tidak beriman. Bahkan yang halal insya Allah jauh lebih mudah untuk didapatkan daripada yang haram. Dengan demikian sebagai seorang muslim yang taat, ia akan memerhatikan rambu-rambu agamanya sehingga ia akan memilah antara yang halal dan yang haram. Ia tidak akan menyuapi dirinya, istri dan anak-anaknya kecuali dengan suapan yang halal. Terlebih di zaman seperti yang disifati oleh Nabi “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli apa yang dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram.” Shahih, HR. Al-Bukhari dan An-Nasa’i dari hadits Abu Hurairah z, Shahih At-Targhib no. 1722 Suapan yang haram tak lain kecuali akan menyebabkan pemakannya terhalangi dari surga. Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq, dari Nabi n, beliau bersabda “Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.” Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730 Oleh karenanya, istri para as-salaf ash-shalih para pendahulu kita yang baik bila suaminya keluar dari rumahnya, iapun berpesan “Jauhi olehmu penghasilan yang haram, karena kami mampu bersabar atas rasa lapar tapi kami tak mampu bersabar atas neraka.” Mukhtashar Minhajul Qashidin Tentu mencari yang halal merupakan kewajiban atas setiap muslim, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Qudamah t dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul Qashidin “Ketahuilah bahwa mencari yang halal adalah fardhu atas tiap muslim.” Karena demikianlah perintah Allah l dalam ayat-ayat-Nya dan perintah Rasul n dalam hadits-haditsnya. Di antaranya “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Al-Baqarah 168 As-Sa’di t menafsirkan “Ini adalah pembicaraan yang ditujukan kepada manusia seluruhnya mukmin maupun kafir, bahwa Allah l memberikan karunia-Nya kepada mereka yaitu dengan Allah l perintahkan mereka agar memakan dari seluruh yang ada di muka bumi berupa biji-bijian, buah-buahan, dan hewan-hewan selama keadaannya halal. Yakni, dibolehkan bagi kalian untuk memakannya, bukan dengan cara merampok, mencuri, atau dengan cara transaksi yang haram, atau cara haram yang lain, atau untuk membantu yang haram.” Tafsir As-Sa’di “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” Al-Ma’idah 88 “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” An-Nahl 114 “Hai rasul-rasul, makanlah dari ath-thayyibaat, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al-Mu’minun 51 Ath-Thayyibaat artinya adalah yang halal. Allah l perintahkan untuk memakan yang halal sebelum beramal. Di samping perintah untuk mencari yang halal, Allah l dan Nabi-Nya n melarang dan memperingatkan kita dari penghasilan yang haram. Allah l berfirman “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.” Al-Baqarah 188 Diriwayatkan dari Abu Hurairah z, Rasulullah n bersabda “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah l perintahkan mukminin dengan apa yang Allah l perintahkan kepada para Rasul, maka Allah l berfirman Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’ dan berfirman Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ Lalu Nabi n menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut masai, tubuhnya berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berucap Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, disuapi gizi yang haram, bagaimana mungkin doanya terkabul?” HR. Muslim dan At-Tirmidzi Dari Abdullah bin Amr c, bahwa Rasulullah n bersabda “Empat perkara bila keempatnya ada padamu maka tidak mengapa apa yang terlewatkanmu dari perkara duniawi menjaga amanah, ucapan yang jujur, akhlak yang baik, dan menjaga kehalalan makanan.” Shahih, HR. Ahmad dan Ath-Thabarani dan sanad keduanya hasan, Shahih At-Targhib no. 1718 Ath-Thabarani t juga meriwayatkan dari Abu Thufail dengan lafadz “Barangsiapa mendapatkan harta yang haram lalu ia membebaskan budak darinya dan menyambung silaturrahmi dengannya maka itu tetap menjadi beban atasnya.” Hasan lighairihi. Shahih Targhib, 2/148 no. 1720 Dari Al-Qasim bin Mukhaimirah z ia berkata bahwa Rasulullah n bersabda “Barangsiapa mendapatkan harta dengan cara yang berdosa lalu dengannya ia menyambung silaturrahmi atau bersedekah dengannya atau menginfakkannya di jalan Allah, ia lakukan itu semuanya maka ia akan dilemparkan dengan sebab itu ke neraka jahannam.” Hasan lighairihi, HR. Abu Dawud dalam kitab Al-Marasiil, lihat Shahih At-Targhib, 2/148 no. 1721 Abdullah bin Mas’ud z juga pernah menyampaikan pesan Rasulullah “Hendaklah kalian malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.” Kami para sahabat berkata “Wahai Nabiyullah, kami punya rasa malu kepada Allah, alhamdulillah.” Beliau berkata “Bukan itu, akan tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah kamu jaga kepala dan apa yang diliputinya yakni lisan, mata, telinga, kamu jaga isi perutmu yakni dari yang haram dan jaga yang bersambung dengannya, kamu ingat kematian dan kehancuran. Barangsiapa yang menghendaki akhirat tentu dia tinggalkan perhiasan dunia. Siapa saja yang melakukan itu semua, berarti dia telah malu dari Allah dengan sebenar-benarnya.” Hasan lighairihi, HR. At-Tirmidzi, Shahih At-Targhib 2/149 no. 1724. [] Sumber Al-Ustadz Qomar Suaidi/Asy-Syariah
Jakarta - Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa mengingatkan agar umat Islam mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi. Sebab makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi diterima atau tidaknya doa. Makanan yang halal adalah yang didapat dan diolah sesuai dengan syariat Islam. Tentu saja selain halal, makanan juga harus bergizi, agar bermanfaat bagi tubuh dan juga dari situs Islamic Council of Victoria, halal dalam bahasa Arab dijelaskan sebagai sesuatu yang baik, dibolehkan, dan sesuai hukum. Bagi muslim, hukum memakan makanan halal merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَArab latin Yā ayyuhallażīna āmanụ kulu min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụnArtinya "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 168 agar manusia tidak mengikuti langkah setan untuk mengonsumsi makanan yang diharamkan. Sebab, Allah telah memberikan makanan yang halal dan lagi baik di يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌLatin yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīnArab Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata Huraira dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, menceritakan Sabda Rasulullah SAW terkait akibat jika umat Islam mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Salah satunya adalah doa yang tak أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً المؤمنون الآية 51 ، وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ البقرة الآية 172،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَArtinya Dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman "Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih." Al-Mu'minun; 51. Dan Allah SWT berfirman "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian." al-Baqarah 172. Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" HR Muslim.Masihkah kita akan mengkonsumsi makanan tidak halal, jika akibatnya adalah doa yang tak dikabulkan? Simak Video " Akhirnya Kantongi Halal MUI" [GambasVideo 20detik] pay/erd
hadits makanlah dari rezeki yang halal