Laisa kamislihi syaiun" (Dia yakni Allah SWT tidak menyerupai sesuatupun). Apakah yang dianggap dengan menyerupai ??? Atau bersifat Zat Allah SWT dengan kecil atau besar dengan arti banyak bagian-bagiannya. 10. Atau Allah SWT bersifat dengan sikap mempunyai tujuan-tujuan tertentu di dalam perbuatan-Nya atau ketetapan-Nya, kerana itu Kemahabbahan(kecintaan) terhadap “Dzat Laisa kamislihi Syaiun” yang mana dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. B. Dasar-dasar TQN. Dalam tradisi bahasa sunda kata manaqib ditambah dengan an sehingga bacaannya menjadi manaqiban yang mengandung arti proses pembacaan penggalan hidup seseorang secara c Allah itu “laisa kamislihi syaiun” tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya. d. Mengimani sifat-sifat Khabariah (yang dikhabarkan Allah tentang diriNya), yaitu : 1. Wujud (Ada). 2. Qidam (Maha Dahulu). 3. Baqa (Kekal Abadi) 4. Mukholafatul lil Hawaditsi (berbeda dengan semua makhluk yang baru). 5. Qiyamuhu bi Nafsihi (berdiri sendiri). 6. Dalamarti komunikasi perangkat BWA di antara beberapa vendor penyedia perangkat atau layanan berbeda tetap dapat dilakukan. Dengan kecepatan data yang besar sampai 70 MBps, BWA dapat Artikata sthc bahasa. Seseorang itu adalah budak untuk ayam keras. Contoh Saya pikir Gadis itu memiliki STHC sindrom! Video yang berhubungan. Tags : Arti kata Apa arti sthc. Related Posts. Arti kata Arti kata "cold cereal" bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia . laitsakamislihi syaiun doang. (4) Bolehkah seorang muslim dewasa hanya mempelajari tauhid uluhiyah, rububiyah saja (tidak membahas sifat 20). Adakah kekurangannya. Demikian pertanyaan2 kami. Karena kebodohan kami, mohon maaf pabila ada kata2 yg salah atau kurang berkenan di hati Habibiy dan jamaah MR. \munzir Bahkanbarang cetakan pabrik kalau perlu diteliti, yang nampak sama, jika diteliti sampai detail, ada juga bedanya, alias tidak ada yang sama. berarti laisa kamislihi syai'un.. Jadi didunia ini segala sesuatu itu bersifat "unik", semua tidak ada yang sama persis 100%, mirip ada, tapi sama tidak ada.. semuanya juga laisa kamistlihi syai Arab laisa kamislihi syaiun - Indonesia: laisa kamislihi syaiun Artiyang pertama, sudah umum diterjemahkan bahwa Allah itu merupakan tumpuan harapan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini . Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini semua bergantung kepada Allah. Dalam ayat lain QS Asy Syuura (42) ayat 11 dikatakan bahwa لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ.Laisa kamislihi syaiun yang PadahalTuhan (baca Allah) tidak ada keserupaanya (laisa kamislihi syaiun), tidak ada membandingiNya (walam yakun lahu kufuan ahad), satu-satunya Yang Maha Kuasa (innallahu ala kulli syaiin qadir). Aqidah (aqad-kepercayaan) seseorang muslim yang murni berarti ia mampu memelihara ketunggalan-keyakinan-kepercayaannya hanya kepada Allah SWT ArabLatin: Laisa laka minal-amri syai`un au yatụba 'alaihim au yu'ażżibahum fa innahum ẓālimụn. Artinya: Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. « Ali 'Imran 127 Ali 'Imran 129 » GRATIS! allahkemudian menjawab "ya musa, aku bukan makhluk, aku bukan ain, aku bukan sesuatu, bagaimana mungkin aku menunjukkan kepadamu, aku tidak bersifat dan berain, syaiunapa yang kamu ingat bukan aku, apa ayang kamu pikirkan bukan aku, apa yang kamu lihat bukan aku". tetapi nabi musa menjawab "aku ini seorang nabi, ya allah Bilamembicarakan tentang sejarah dan pemikiran tasawuf di indonesia, aceh memainkan peran yang sangat penting. karena aceh merupakan wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah indonesia khususnya , umumnya dengan malaysia, thailand, brunei darussalam, dan negara semenanjung tentang sejarah pemikiran tasawuf di LaisaKamislihi Syaiun.Tiada segala sesuatu yang telah diciptakan " MENYERUPAI " Keberadaan-NYA. Penglihatan mata adalah laksana penjara dunia dan akhirat, dalam arti jika penglihatan sering engkau manjakan sedemikian rupa, memandang wajah ayu dan cantik, maka sesungguhnya dibalik wajah ayu dan cantik itu terbukalah pintu-pintu Artidari ayat tersebut adalah: Segala sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya. (QS. (QS. Al-Qashash:88 ) Nah, kalau memang kata wajah itu bermakna wajah yang sebenarnya lalu apakah ini artinya pada hari kiamat kelak segala sesuatu selain wajah Allah termasuk di dalamnya tangan Allah juga akan hancur, ah masa Allah tidak bisa menjaga tangan-Nya 4ZVUJ8D. MAKNA LAISA KAMITSLIHI SYAI'UNOleh Abdul Wahab AhmadDalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalahلَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ"Tiada satu pun yang sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11]Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat yang tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yang bentuknya atau karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut para ulama sebagai mujassimah dan ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yang lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level bermanfaatSumber FB Ustadz Abdul Wahab Ahmad14 Januari 2021 pukul tauhid Dalam al-Qur’an, ada satu ayat tentang Allah yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadits terkait sifat Allah yaitu Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun. لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ Artinya"Tiada satu pun yg sama dgn Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lgi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11] Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tidak semuanya tahu akan makna sebenarnya dari ayat tersebut. Apa maksud ayat Laisa Kamislihi Syai'un? Ayat Laisa kamislihi adalah ayat kesebelas dari surat Asy-syura yang menceritakan tentang Allaha. Bagi sebagian orang yang tidak tahu arti dari Laisa kamislihi syaiun, mereka mengira bahwa ayat itu berarti Allah mempunya wajah alias bentuk akan tetapi, bentuk rupa Allah tidak sama dengan makhluknya Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya yang tidak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah SWT punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian juga Allah SWT punya wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut oleh para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah. Apa itu Mujassimah musyabbihah? Mujassimah musyabbihah adalah sekelompok orang yang menganggap Allah SWT punya bentuk walau tak sama dengan yg lain Mereka ini benar-benar tak pernah sadar bahwa kalau artinya Allah punya wajah, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta ini? Coba anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan lainnya. Bahkan, tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua betul. Lalu apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat Asy-Syuradi atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang sama. Bagaimana Arti Sebenarnya Tentang Allah Dalam Surat Asy-Syura Tersebut? Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah yaitu Asy'ariyah dan Maturidiyah tentu tidak demikian memahami ayat Laisa kamislihi di atas. Makna ayat laisa kamislihi Syai'un adalah Allah SWT benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa diukur. Bila seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik. Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan Makhluk lain? berbeda Allah dengan Makhluk adalah didalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level hakikat. Semoga bermanfaat Oleh Abdul Wahab Ahmad - Melansir melalui laman facebook Kyai Abdul Wahab Ahmad, beliau membagikan sebuah tulisan mengenai Arti dan makna Laisa Kamitslihi Syai'un. Ayat ini merupakan sepenggalan awal QS. Asy-Syura ayat Kyai Abdul Wahab, bahwa para pengkaji akidah mengetahui ayat tersebut namun tidak semuanya tahu arti dan makna sesungguhnya dari ayat sebab itu Kyai Abdul Wahab atau yang kerap disapa Gus Wahab menjelaskan secara terperinci di status facebooknya, berikut isinyaDalam al-Qur’an, ada satu ayat yg menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat/hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalahلَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ"Tiada satu pun yg sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11]Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat yg tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yg bentuknya/ karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk & karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yg lain/jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yg tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin/tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki & lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yg disebut para ulama sebagai mujassimah & musyabbihah.$ads={1}Mereka ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yg unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yg takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yg sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat,/ bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yg unik takkan mungkin sama dengan tubuh manusia pun unik takkan ada yg sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya /scan sidik jari & retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yg satu pun yg sama denganku & itu betul. Teman, saudara, & siapa pun bisa berkata seperti itu juga & itu semua apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yg sama dalam hal bentuk & karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yg spesial bagi Allah sebab yg lain juga bisa berkata yg tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yg sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yg otomatis tak ada jenis kategorisnya & tak bisa seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yg terdiri dari satu unsur, jisim entitas yg terdiri beberapa unsur & aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim/aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, geraka,/apapun yg mampu dikenal/dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik.$ads={2}Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yg lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal & hanya Allah satu-satunya yg berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk/karakteristik saja, bukan beda dalam level Kyai Abdul Wahab AhmadDemikian Artikel " Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai'un "Semoga BermanfaatWallahu a'lam BishowabAllahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah - LAISA KHAMISLIHI SYAIUNKEKOSONGAN itulah ADA maknanya KEWUJUDAN yakni membawa pengertian TIADA/HENING..TERBIT pengertian dzatNya dalam istilah KEESAAN maknanya semua itu NYATA BAGI DIRIKU..ZATULHAQ WUJUD ADA MUSTAHIL TIADATIADA itulah istilahnya pandangan sudut dari ruang KEESAAN yakni suasana yang terbit kearah satu daya kekuatan yang kesemua itu adalah NYATA didalam keberadaanNya yakni keAgongganNya dibalik kesendirian itulah Tiada lain hanya TITIK MAKRIFATULLAH istilah WUJUD keberadaanNya.."Bawalah kemanapun sudut pandanganmu maka disitulah WAJAHKU""Maka di sinilah BERMULANYA PERANAN PENTING TERLAKAR YANG MENJADIKAN ITU ALKISAH...Yang dikatakan jangan memcampuri yang HAQ Dan BATIL itu disinilah yang tidak diambil titik beratnya.. Sehingga sudut dan tempatnya bermula...Jadi...Yang mana yang ini bermula,Fahamkan betul²...Kern disudut ini dari segi bahasanya,pandangannya,kaitannya dan memcari persamaannya telah lain yakni telah berunsur dari istilah berperanan melalui sudut pengertian, kefahaman dan dari istilah keilmuan itu sendiri...""Seandainya bukan karena ENGKAU, AKU tidak menjadikan segala sesuatu.."kenalilah ZAHIR dan BATHINMaka akan kenallah DZAT dan SIFATKEESAAN yakni Nyatanya telah WUJUD, istilah wujud itulah TERBInya KEINGINAN atas kerna INGIN DIKENALI.. LAISA inilah perihalnya yang tersirat itu kepada ruang bagi menzahirkan Nyatalah KEESAAN itu tersurat atas kerna ingin dikenali, maka terbitlah ia menjadi tumpuan melalui keinginan yakni DZAT asaljadinya itu melahirkan kehendak yakni SIFAT..Dalam istilah bahasa keilmuannya.. SAMA TAPI TAK SERUPA.. AKU ADALAH AKU. KAU DARI AKU,KAU BUKAN AKU,TAPI AKU ADALAH ENGKAU.. AKU Yang Awal dan AKU Yang Akhir AKU Yang Zhahir dan AKU Yang Bathin AKU Mengetahui segala sesuatu..Cukup penegasan ini menjadi batas untuk tidak MELAMPAUI BATAS.."Dan AKU bersama KAMU di mana saja KAMU berada.,AKU yakni ZDAT Melihat apa yang KAMU kerjakan.."Perhatikan baik² disini...Dari gelaran KAU itu telah menjadi "KAMU"..Inilah maksudnya BESERTA...Selama ini apa pengertian kami tentang BESERTA itu..?Selama ini apa pemahaman kami tentang BESERTA itu..? Antara DZAT ATAU SIFAT..YANG MANA SATU..? Harus difahami BETUL².. Disini wilayahnya yang masih tiada NAMA masih tiada GELARAN..jika masih belum NAMA dan GELARAN.. Oleh kerana telah terbitnya "KAMU" itu tadi Maka.... DiperkenalkanlahSIFATULHAQINILAH WILAYAHNYA... Terlahirlah SIFAT yang meliputi dan tidak meliputi itu berperaan mengikut kadar ruang dan detik yang menghasilkan daya tali arus keluar dan masuk mengikut peredaran ruang yang terbentuk itulah PENGETAHUAN yang ADA DALAM KETIADAAN itu DENGAN SENDIRINYA terbentuk keinginan dari ingin dikenali itu dalam istilah keilmuannya adalah NUR yakni pengertian dari sudut Hakikatnya adalah....Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur...Maknanya DZAT dan SIFAT itu Sentiasa bergandingan dan sentiasa tidak terpisah..Cukup kefahaman itu DARI AKU melalui keilmuan pada yang ingin mengenali..Dan untuk memperlihatkan akan kesemua itu dengan kehendak untuk DIKENALI.. BERDIRILAH DENGAN SENDIRINYA KEBIJAKSAAN itu dikenali sebagai KEILMUAN.. Maka Diperkenalkanlah.. ASMAULHAQ, AKU yakni LAISA ini....Cukup dikenal KEESAAN KU hanya menyebut nama ALLAH yakni DZAT,KAU beserta KAMU adalah SIFATKU..INILAH ANTARA PENYAKSIAN KAU DARI KESAKSIAN AKU... AGAR "KAU" KENALKAN AKU KEPADA "KAMU KESEMUANYA Melalui NAFASTiada KAU hanya selain AKU,Kerna YANG TERPUJI itulah KAU pesuruh AKU.. "Dan AKU bersama KAMU di mana saja KAMU berada.,AKU yakni DZAT Melihat apa yang KAMU kerjakan.."Dimana KAMU..?Dimana kesedaran yang membawa gelaran KAMU ini..?Jika telah menyedarinya, Disudut mana pula peranan KAMU ini BESERTA..? Dan jika telah diperlihatkan akan kebesertaan KAMU itu,Disudut pandangan mana tempatnya kesaksian itu oleh KAMU..?dan disudut mana pula tempatnya penyaksian AKU itu pada KAMU..?Dan jika telah JELAS segalanya..Hadirlah HAQ soalan tu atas KAMU,SIAPA KAMU?? Perhatikan...Kerna semua ini adalah berkenanan tentang DIRI KAMU, Kerna itu peranan "KAU" tiada kena mengena antara "KAMU" dan "AKU"Yang membawa peranan dari sudutnya, yang hadir membawa jarak bersama aturan tetap mengikut Aturan..Maka diperkenalkanlah... "BILLAHI" affalulHAQ, WA ANNA SIRRUHU... Inilah ruangnya "AKULAH RAHSIANYA" itu pada KAMU yang berperanan KAMI itu membawa HAQNYA.. Sumber dari Hakikat Insan About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

arti laisa kamislihi syaiun